Minggu, 08 September 2013


Amalan Berdasarkan Niat PDF Print
www.majalah-alkisah.comRasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya semua amal itu dengan niat, dan sesungguhnya setiap amalan orang tergantung pada niatnya.’ (HR Al-Bukhari-Muslim).

Setiap amalan, berawal dariniat. Dan niat itu berada di dalam hati.
Amalan yang tidak diawali dengan niat adalah tindakan yang tidak terkontrol, atau tindakan yang tidak wajar. Dalam arti, tidak ada kesatuan yang harmonis antara pikiran dan anggota badan kita.
Amirul Mu’minin Umar Ibnu Khaththab RA meriwayatkan, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya semua amal itu dengan niat, dan sesungguhnya amalan setiap orang tergantung pada niatnya. Barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrah­nya karena dunia yang akan diperolehnya atau karena wanita yang akan dikawininya, hijrahnya untuk hal tersebut’.” (HR Al-Bukhari-Muslim).
Latar belakang hadits ini, ada seorang lelaki yang hijrah ke Madinah dengan niat mengawini Ummu Qais. Lalu, orang itu di­sebut muhajir Ummu Qais (orang yang hijrah karena Ummu Qais). Secara zhahir, dia telah keluar untuk ber­hijrah, sedangkan secara bathin dia ke­luar karena seorang wanita. Ketika me­nyimpan rahasia (hijrah karena wanita) yang menyalahi perkara yang dilakukan secara zhahir (yaitu hijrah karena Allah, Rasul-Nya), dia mendapat celaan dan aib. Orang lain yang melakukan perbuat­an semacam itu pun diperlakukan sama.
Rasulullah SAW bersabda, “Maka, hijrahnya hanyalah akan mendapat apa yang dia cita-citakan.”
Seseorang yang memiliki niat yang teguh dan kuat atas suatu amal tertentu, insya Allah, Allah akan mengabulkan niat orang itu. Sebab ada sebuah hadits yang menyebutkan, “Berjalanlah kamu (mes­ki) dalam keadaan cacat, dan bangkitlah kamu (meski) dalam keadaan patah semangat, maka kemakmuran (nasib baikmu) adalah keberanianmu selama kamu tidak menangguhkan niat yang benar.”
Niat itu ada di dalam hati. Jadi, hanya orang yang bersangkutan dan Allah-lah yang tahu ihwal niatnya tersebut. Orang lain baru tahu ketika hasil amalan itu sudah terjadi.
Ada hubungan positif antara niat dan tujuan. Kalau amalnya hanya untuk Allah dan Rasul-Nya, ditandai dengan keikh­lasan, yang tidak menginginkan pamrih atau balasan dari manusia.
Imam Bukhari meletakkan hadits itu pada awal kitabnya, karena pentingnya hadits tersebut bagi kaum muslimin. Hadits ini juga dikutip dan diletakkan pada urutan pertama di dalam kitab Al- Arba’in (40 hadits), dengan alasan serupa.
Karena pentingnya hadits niat ini, sahabat Abu Ubaidah mengatakan, “Tidak ada suatu hadits pun dari hadits-hadits Nabi SAW yang lebih lengkap, lebih kaya, lebih banyak manfaatnya, dan lebih menyampaikan kebaikan, daripada hadits ini.”

repost from http://www.majalah-alkisah.com/index.php/dunia-islam/1764-amalan-berdasarkan-niat